Rapat RSUD Abdoel Moeloek Ricuh, Pegawai Protes Sistem Baru yang Kacau

no-images Kekisruhan terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) saat menggelar rapat. Foto ist

Bandar Lampung, trabas.co – Suasana panas mewarnai rapat di Auditorium Cinema RSUD Abdoel Moeloek, Lampung, Senin (17/2/2025). Sejumlah pejabat dan pegawai rumah sakit hampir terlibat kericuhan saat membahas progres Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS).

Berdasarkan pantauan awak media, ketegangan mulai memuncak ketika beberapa pegawai terlibat adu mulut. Salah satu pegawai yang tidak dapat menahan emosinya bahkan berteriak lantang,

"Kamu orang tahu gak, kalian main-main semua!"

Situasi semakin tidak terkendali saat beberapa pegawai lainnya ikut campur, sementara yang lain berusaha menenangkan keadaan.

Ketegangan kian meningkat ketika wartawan yang meliput diminta berhenti merekam. Petugas keamanan mendekati awak media dan meminta mereka menghapus video yang telah direkam.

"Ini rapat internal, bukan untuk umum," ujar Kepala Humas RSUDAM, Sabta Putra, yang menegaskan bahwa pihak rumah sakit tidak melarang peliputan, tetapi menyayangkan kehadiran wartawan tanpa izin.

Rapat tersebut sejatinya membahas permasalahan serius terkait tertundanya pembayaran klaim dana jasa pelayanan pegawai oleh BPJS.

Sejak 13 Januari 2025, pengelolaan SIM RS yang sebelumnya ditangani oleh PT berinisial B, digantikan oleh perusahaan baru. Namun, perusahaan tersebut dinilai tidak mampu mengelola data dengan baik, sehingga sekitar 12 ribu berkas pasien BPJS belum terinput. Akibatnya, pelayanan harus dilakukan secara manual, memperlambat proses administrasi dan medis.

Kondisi ini semakin memprihatinkan karena klaim dana jasa pelayanan pegawai RSUDAM terancam tertunda. Beberapa pegawai bahkan khawatir hak mereka tidak akan dibayar oleh BPJS.

Tak hanya itu, sistem baru yang dianggap tidak berfungsi dengan baik juga memunculkan kekhawatiran terkait keamanan data pasien.

Gejolak di kalangan pegawai terus meningkat. Mereka menuntut transparansi serta pertanggungjawaban atas pergantian perusahaan pengelola sistem yang justru memperburuk situasi.

Di sisi lain, pihak rumah sakit berupaya meredakan ketegangan dengan memastikan bahwa mereka tengah mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Kisruh ini menunjukkan urgensi pembenahan sistem rumah sakit agar tidak menghambat pelayanan medis dan hak tenaga kesehatan. (Tim) 

Bagikan :

Comments (0)

Leave a comment

( characters left)
no-images