Tulang Bawang, trabas.co – Calon DPD RI Dapil Lampung, Farah Nuriza Amelia mengajak seluruh pihak terlibat aktif dalam menurunkan angka stunting. Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi penurunan angka Stunting di Tulangbawang (Tuba), Rabu (21/6).
Diketahui acara ini terselenggara atas kerja sama Pemkab Tuba dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK. Acara dibuka langsung oleh Asisten 1 bidang pemerintah dan Kesra Pemkab Tuba Akhmad Suharyo.
Menurut Farah, stunting merupakan ancaman serius dan memerlukan penangan yang serius pula. Pasalnya, stunting masih terjadi hingga kini di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Lampung.
“Pemerintah membutuhkan partisipasi masyarakat, ibu-ibu muda tentu saja tidak juga bisa berjalan sendiri-sendiri, dan organisasi kemasyarakatan bisa mengambil peran itu,” ujar Farah.
Wakil Ketua KNPI Lampung ini mengatakan stunting masih menjadi problematika yang tidak kunjung selesai karena akan menjadi mata rantai pola konsumsi dan gizi.
“Salah satu ancaman stunting baru kita adalah anak-anak yang sulit makan kemudian dipaksakan makan ala kadarnya karena banyak orang tua memberikan konsumsi makanan di bawah standar gizi yang dibutuhkan. Itu ancaman stunting yang serius,” jelas Farah.
Di sisi lain, putri Ketua BPK RI Ismayatun ini menekankan pentingnya penanganan stunting dengan tidak berfokus hanya di wilayah pedesaan, melainkan di seluruh wilayah Indonesia. Adapun stunting juga menimpa anak-anak yang hidup di perkotaan.
“Stunting tidak hanya di desa, di kampung-kampung, di daerah yang jauh, tapi juga ada di kota-kota karena sudah menyangkut kemampuan mengkonsumsi makanan bergizi,” tutur Farah.
Farah menambahkan, sesuai dengan strategi nasional dalam penanggulangan stunting, juga telah ditetapkan lima pilar pencegahan stunting yang diharapkan dapat menurunkan angka stunting, yaitu, pertama peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa.
Kedua, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa;
Keempat, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat, dan kelima penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.
“Dengan sinergitas semua pihak yang cukup masif, diharapkan angka stunting di Lampung, dan khususnya di Kabupaten Tulangbawang dapat terus ditekan,” pungkas Farah.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Y.B Satya Sananugraha mengatakan, peningkatan stunting terjadi karena kapasitas SDM dan ketersediaan alat kesehatan di tingkat desa yang tidak optimal. Selain itu, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi gizi seimbang untuk pencegahan stunting juga menjadi penyebab utama.
Untuk itu, Satya mengingatkan faktor penting dalam penanganan stunting adalah tercukupinya asupan gizi bagi ibu hamil dan balita berupa kecukupan protein hewani. “Karena selain bisa membangun pertumbuhan fisik agar tidak kerdil, yang lebih penting adalah mengoptimalkan tumbuh otak bayi,” jelas Satya.
Ditambahkannya, kondisi stunting yang paling berbahaya, yaitu apabila otak anak tidak dapat tumbuh kembang dengan baik sejak dalam kandungan ibu. “Maka dari itu, pemerintah daerah diharapkan dapat melaksanakan intervensi spesifik maupun sensitif dengan tepat sasaran. Ha ini guna menekan angka Stunting,” jelas Satya. (Tt)