Operasi Senyap 3 Periode

0
437

Trabas.co – Pertengahan April lalu, saya menulis di rubrik “Salam Merdeka” di media ini yang judulnya “Petak Umpet 3 Periode”. Isinya, Jokowi dan tim sukses tiga periode menahan diri dalam melakukan manuver terbuka memuluskan jalan Jokowi untuk berkuasa tiga periode, begitu ribuan bahkan ratusan ribu mahasiswa dari perguruan tinggi seantero negeri turun ke jalan. Mereka sedang mencari siasat baru dalam perjuangan Jokowi berkuasa pada periode ketiga.

Saat itu, sejumlah kalangan menilai, perjuangan Jokowi untuk terus berkuasa hingga 2029 tamat karena jika diteruskan bisa jadi ia yang jatuh di tengah jalan sebelum berakhirnya masa jabatan periode kedua tahun 2024. Pasalnya, mahasiswa sudah turun ke jalan dan sebagian besar rakyat juga sudah jengah dengan kemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin yang lebih banyak menyusahkan rakyat kecil, tetapi lebih menyenangkan konglomerat. Apalagi parpol pendukung utama Jokowi berkuasa yakni PDIP sudah dengan lantang menolak upaya perpanjangan jabatan Jokowi.

Tetapi saya melihat Jokowi dan tim sukses tiga periode belum kehabisan amunisi. Masih banyak akal bulus yang akan mereka jalankan. Termasuk cara dan siasat begerilya ke tokoh parpol dan anggota DPR/MPR RI. Apalagi mereka didukung oleh oligarki dengan pendanaan segunung yang memang merasa nyaman menguras kekayaan negara selama Jokowi berkuasa. Apalagi mengikuti perkembangan elektabilitas Ganjar Pranowo—anak emas Jokowi dkk sulit didongkrak. Faktor utamanya, karena parpol yang membesarkan Ganjar yakni PDIP tidak mendukung yang bersangkutan.

Beberapa siasat dan langkah gerilya yang sedang dijalankan, di antaranya, adalah penambahan berbagai BLT, tebar pesona ke berbagai daerah. Khusus untuk upaya mengatasi mahalnya minyak goreng, Jokowi menyetop ekspor CPO dan minyak goreng, meski dinilai sudah terlambat. Lalu, sudah dua pekan CPO dan minyak goreng distop ekspornya, harga minyak goreng di dalam negeri juga tidak kunjung turun. Artinya kebijakan Jokowi tak lebih dari “macan ompong” yang nggak ngaruh di pasar.

Justru malah kebijakan tersebut telah memiskinkan petani sawit. Harga TBS yang tadinya melonjak hingga Rp3.400-Rp3.500/kg anjlok hingga Rp1.200/kg, bahkan di berbagai daerah harga TBS sudah jatuh ke angka Rp1 ribu/kg.

Jadi, dengan penyetopan ekspor CPO dan migor–yang secara kasat mata, publik menilai akan merugikan konglomerat– namun yang terjadi sebaliknya karena harga pembelian CPO oleh pabrik CPO/minyak goreng justru turun hingga lebih separuhnya, sementara harga jual minyak goreng tidak bergeming.

Di berbagai pasar swalayan di Bandarlampung, harga minyak goreng kemasan masih berkisar Rp24 ribu hingga Rp25 ribu/liter. Al hasil pundi-pundi oligarki untuk menyuap anggota DPR/MPR untuk menggelar sidang istimewa (SI) mengubah konstitusi agar masa jabatan presiden tidak dibatasi, bertambah berkali-kali lipat.

Apalagi sebelumnya sudah tersiar kabar, tim lobi juga menyasar ke Senayan. Bagi anggota Dewan yang mau mendukung amandemen UUD guna merevisi masa jabatan presiden sudah dijanjikan DP—apalagi jika bukan cuan.

Pada saat berbagai “manuver liar” yang mereka lakukan hampir gol alias selangkah lagi sidang istimewa MPR untuk mengamandemen UUD, mahasiswa yang tadinya tidur di tengah berbagai kesengsaraan rakyat, mulai terbangun. Sebab tidak terbayangkan bagaimana sengsaranya rakyat jika “rezim” ini diperpanjang lagi.

Hingga dua pekan setelah Lebaran, tim sukses tiga periode diduga sedang menjalankan “operasi senyap”. Publik hanya bisa menduga-duga apa yang sedang mereka lakukan atau jalankan. Bisa jadi Jokowi lagi menggalang dukungan melalui 101 pejabat bupati/walikota/gubernur yang diangkat tahun ini dan akan berkuasa hingga pilkada akhir tahun 2024—setelah sebelumnya mereka merangkul APDESI se-Indonesia. Walaupun akhirnya diketahui dan ternyata APDESI yang mereka rangkul yang abal-abal.

Apalagi beberapa hari lalu, Jokowi silaturahmi ke kediaman Megawati-Ketua Umum PDIP. Banyak yang menduga dalam pertemuan tersebut Jokowi kembali menawarkan kepada Mega untuk menjadikan Puan Maharani sebagai wakil agar Mega mendukung upaya Jokowi berkuasa tiga periode.

Bagi TS 3 periode, itu no problem, mau benar atau salah, halal atau haram, melanggar aturan ata apapun– semuanya hantam yang penting tujuan tercapai. Mereka jauh dari bermoral, etika, apalagi akhlak Islami. Bagi mereka yang penting berkuasa dan memperkaya diri dan kelompok sebanyak-banyaknya. Apapun bisa dilakukan, yang penting tujuan tercapai.

Mereka terdiri kelompok penguasa, pengusaha dan politisi yang sangat rakus dan haus kekuasaan, seakan-akan mereka akan hidup selama-lamanya. Tidak salah jika ada yang menuding mereka ini “setan dunia” yang untuk mengejar kekuasaan hanya setingkat di bawah Firaun.

Sehingga kita jadi teringat syair lagu Bento yang dinyanyikan Iwan Fals:
Namaku Bento, rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku bos eksekutif
Tokoh papan atas, atas segalanya
(Asyik!)

Wajahku ganteng banyak simpanan
Sekali lirik oke sajalah
Bisnisku menjagal, jagal apa saja
Yang penting aku senang, aku menang
Persetan orang susah karena aku
Yang penting asyik
Sekali lagi
(Asyik!)

Khotbah soal moral omong keadilan
Sarapan pagiku
Aksi tipu-tipu, lobying, dan upeti
Wow, jagonya
Maling kelas teri, bandit kelas coro
Itu kantong sampah
Siapa yang mau berguru datang padaku
Sebut tiga kali namaku
Bento! Bento! Bento!
(Asyik!)

Jadi bagi rakyat yang masih memiliki hati nurani dan ingin anak cucunya hidup lebih baik dibandingkan sekarang, jangan lengah dan tertipu dengan berbagai tipu muslihat rezim yang ingin berkuasa selamanya.

Juga bagi mahasiswa yang ikhlas memperjuangkan rakyat, jangan mundur untuk sejengkal pun memperjuangkan dan mempertahankan negara ini dari tangan “penjajah” penguasa zalim, pengusaha rakus/tamak dan negara lain yang memang dari nenek moyang kita berkehendak menguasai bumi pertiwi ini. (Syafnijal Datuk/Pemimpin Redaksi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here