Pupuk K Vital bagi Sayuran dan Buah

0
563

JAKARTA (TRABAS.CO)—Bagi petani sayur dan buah, keberadaan pupuk Kalium (K) sangat vital. Pasalnya K merupakan unsur penting bagi tanaman yang perlu diberikan secara seimbang dengan hara lainnya, N dan P dengan panduan berdasarkan analisis tanah. K juga dapat meningkatkan hasil dan kualitas panen bagi petani.

Demikian benang merah Webinar Optimalisasi Produksi dengan Pupuk KCl yang digelar Majalah Agrina, baru-baru ini. Tampil menjadi narasumber Ketua Dewan Redaksi Majalah Agrina Prof. Bungaran Saragih, M.Sc; Dr. Makruf Nurudin, M.Sc, Sekretaris Departemen Tanah Faperta UGM; Maxim Bratchikov dari Rusia; Adi Prima, Technical Engineer PT Lautan Luas Tbk dan Suhendar, petani Champion Cabai dan tomat/Ketua Gapoktan Multiani Jaya Giri, Cianjur dan Tonthowi Jauhari dari Sweety Farm.

Bungaran Saragih yang didaulat menjadi pembicara pertama menyatakan, pupuk K ini harus impor. Impor juga terbatas hanya dari beberapa negara. Beda dengan urea dan fosfat, jumlahnya berlimpah. “Karena KCl sangat terbatas sehingga harganya relatif tinggi maka kita harus bijaksana menggunakan pupuk Kalium ini,” ujar Bungaran.

Disebutkannya, pupuk KCl penting, tapi input yang lain juga penting. “Kita sudah sering membahas pemupukan berimbang dari segi komposisinya, kuantitasnya, timing untuk penggunaannya, dan lain-lain. Berimbang bukan hanya pupuk antara organik dan anorganik. Bukan juga antara anorganik saja, termasuk KCl di mana tempatnya yang benar. KCl bukan tujuan tapi alat untuk meningkatkan produksi sayuran, buah dan bunga-bungaan,” lanjutnya.

Pembicara kedua, Dr. Makruf Nurudin, M.Sc menjelaskan, fungsi K bagi tanaman. K berfungsi mempertahankan turgor sehingga tanaman bisa tegak, tak mudah roboh dan berperan dalam pembukaan stomata. Stomata ini penting bagi tanaman untuk sirkulasi udara, CO2, oksigen, pupuk dan sebagainya. Lalu K penting dalam akumulasi dan translokasi fotosintat (karbohidrat) sehingga dapat dipertukarkan dalam jaringan tanaman

Selanjutnya pembicara menguraikan, kandungan K dalam jaringan tanaman cukup besar 1%-5%. Kecukupannya antara 1,5%-3%. Apabila kandungannya kurang dari 1,5% maka dikatakan defisien atau kahat. Bila lebih dari 5% maka akan kelebihan atau keracunan. Kandungan K dalam jaringan tanaman beragam. Kalau K dalam tanah cukup banyak, maka akan diambil tanaman dalam jumlah berlebih bisa 2-3 kali lipat. Itu dalam jaringan tanaman sifatnya akan negatif karena akan berkaitan dengan penyerapan hara lain seperti Mg dan Ca.

“K dapat disimpan dalam sayuran hingga 6%-8%. Kalau kita memanen sayuran betapa banyak K yang terambil. Konsentrasi tertinggi berada di dalam jaringan yang muda. Misal di pucuk, bagian meritematik atau jaringan yang sedang berkembang. Khususnya pisang mengandung K yang sangat besar, bisa 1.680 kg/ha. Artinya banyak sekali K yang bisa diambil dari pisang,” ungkapnya.

Sering terjadi di dalam tanah, K diserap tanaman dalam jumlah banyak sehingga terjadi defisiensi Mg dan Ca. Kalau kita panen buah dan, sayuran, kita juga mengambil K dari tanah sangat banyak.Tak hanya itu sebenarnya, tanaman tahunan juga begitu. Jadi, terjadi penurunan kandungan K di tanah dalam jumlah besar bila tidak kita kembalikan lagi. Ini pentingnya pemupukan K. Nilai kecukupan K dalam beberapa tanaman, untuk jagung 1,7%-3%; kedelai 2,5%-5%, tomat 2,5-5%, dan apel 1,2-2%.

Jika kekurangan K maka tanaman mudah roboh, mudah terserang penyakit. Hasil buah dan kualitasnya menurun dan gejala seperti gosong di daun-daun tua. Bahkan tanaman sensitif terhadap keberadaan ammonium.

Ditambahkannya, karena panen akan mengangkut K dalam jumlah besar dari tanah, maka diperlukan pemupukan. Pasalnya, kalau mengandalkan bahan organik seperti pupuk kandang jumlahnya tidak mencukupi. Pupuk KCl mengandung K sekitar 60%-61%.

Impor dari Rusia
Pembicara berikutnya Maxim Bratchikov menyatakan, Rusia merupakan produsen kedua MOP terbesar di dunia dengan volume 12 juta ton/tahun. Pangsanya 20% dari total produksi dunia mencapai 70,6 juta ton/tahun. Uralkali adalah pemain besar tambang kalium di dunia yang memiliki 5 tambang, 6 pabrik dan satu carnalite dengan kapasitas produksi 12 juta ton KCl (MOP).

Ditambahkannya, deposit MOP di dunia 250 miliar-380 miliar ton. Kanada, Rusia, dan Belarusia merupakan negara produsen yang paling besar. Deposit lain ada di Jerman, China, Israel dan Yordania dalam jumlah tidak terlalu besar. MOP hanya diproduksi 14 negara. Tiga negara utama itu memproduksi 70% dari total dunia. Tahun 2021-2021 produksi dunia sekitar 71 juta -72 juta ton.

Lalu Adi Prima menambahkan, UralKali merupakan produsen KCl terbesar di Rusia. Kapasitas produskinya 12,3 juta ton/tahun pada 2021. Ada tiga metode untuk mendapatkan pupuk KCl. Produksinya dengan cara shaft mining dari pertambangan.Kemudian metode leaching yaitu ekstraksi, banyak dilakukan di Kanada. Ketiga, proses evaporasi dari danau dan laut.

Shaft mining adalah pertambangan batuan. Batuan akan diproses lagi dengan floatasi khususnya MOP merah. Sementara MOP putih menggunakan proses kristalisasi. MOP merah untuk pertanian, sedangkan yang putih untuk kepentingan industri. Setelah itu ada tahap granulasi dan pengepresan lalu pemecahan untuk memperoleh bentuk granul. “Kualitas MOP dari UralKali sudah memenuhi standar internasional dan lulus sertifikasi, yaitu IFA, ISO 9001, SGS, dan Bureau Veritas,” ungkapnya.

K Vital
Dua pembicara terakhir menjelaskan aplikasi pupuk K pada tanaman uang mereka usahakan. Suhendar menyatakan, KCl sangat dibutuhkan cabai, terutama usia vegetatif 5 minggu ke atas, wajib masuk pupuk Kalium. “Kebutuhah tak terlalu banyak tapi pengalaman saya untuk pupuk dasar KCl 10 g/tanaman. Jika 18 ribu populasi sehingga 180 kg/ha pupuk dasar. Setelah umur 5 minggu ke atas, KCl diaplikasikan untuk pembungaan dan pembuahan. Kalau kekurangan K tanaman tak sempurna, bunga banyak yang rontok dan mudah terserang OPT,” urainya.

Pihaknya mengakali terkait KCl. Kalau KCl belum banyak terserap oleh tanaman maka dimasukkan humic acid supaya bisa terangkat lagi. “Tapi kita cek dulu dari awal, pH-nya netral atau belum,” ia mengingatkan.

Sementara Tonthowi Jauhari menuturkan, penggunaan K disesuaikan dengan umur tanaman karena tidak ingin over. Karena itu pemberiannya bertahap dan terukur. Untuk melon dan semangka disesuaikan dengan fase pertumbuhan diukur dari hari setelah tanam (HST). Pemupukan susulan pertama sampai keenam dengan kocoran.

“Kalium diberikan dari sumber NPK. Menjelang fase generatif baru diberikan KCl untuk mendorong pembungaan dan pembentukan buah karena kalau K-nya tidak mencukupi bunga-bunga calon buah ini gampang rontok. Kalaupun terbentuk buah, bentuk buahnya tidak sempurna dan biasanya akan rontok. Pertanyaan, apakah kandungan klor dalam KCl mempengaruhi kondisi tanah? Padahal kalium selalu dibutuhkan,” urainya.

Pada fase pembesaran buah, tambahnya, KCl diaplikasikan untuk kocoran dan ditunjang dengan Kalium lain KNO3 atau ZK melalui penyemprotan daun. K ini terus digunakan untuk memperkuat batang dan pembesaran buah. (alsya)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here