Home IPTEK Lithuania Minta Warga Buang Ponsel China

Lithuania Minta Warga Buang Ponsel China

0

TRABAS.CO–Kementerian Pertahanan Lithuania meminta warganya membuang ponsel buatan China dan jangan membeli ponsel China baru. Sebuah laporan Pusat Keamanan Siber Nasional Lithuania menguji ponsel 5G buatan pabrik China.

Laporan tersebut mengklaim salah satu ponsel merek Xiaomi memiliki alat penyensoran sementara ponsel Huawei memiliki masalah keamanan.

“Rekomendasi kami jangan membeli ponsel China yang baru, dan membuang ponsel yang telah dibeli secepat mungkin,” kata Menteri Pertahanan Lithuania, Margiris Abukevicius, dikutip dari BBC, Kamis (23/9)

Menurut laporan tersebut, ponsel Xiaomi Mi 10T 5G ditemukan memiliki perangkat lunak yang bisa mendeteksi dan menyensor istilah termasuk “Free Tibet”, “Panjang umur kemerdekaan Taiwan” atau “gerakan demokrasi”.

Laporan ini menyoroti lebih dari 449 istilah yang bisa disensor sistem aplikasi ponsel Xiaomi, termasuk browser internet.

“Perangkat Xiaomi tidak menyensor komunikasi untuk atau dari penggunanya,” kata seorang juru bicara perusahaan tersebut kepada BBC.

“Xiaomi tidak pernah dan tidak akan pernah membatasi atau memblokir setiap tindakan personal pengguna ponsel pintar kami, seperti pencarian, telepon, web browsing atau menggunakan perangkat komunikasi pihak ketiga.”

Penelitian ini juga menemukan perangkat Xiaomi mengirim data enkripsi penggunaan ponsel ke sebuah server di Singapura.

“Ini penting tidak hanya bagi Lithuania tapi semua negara yang menggunakan peralatan Xiaomi,” jelas Pusat Keamanan Siber Nasional Lithuania.

Laporan juga menyoroti kelemahan ponsel Huawei P40 5G, yang menempatkan pengguna pada risiko pelanggaran keamanan siber.

“Toko aplikasi resmi Huawei AppGallery mengarahkan pengguna ke e-store pihak ketiga di mana beberapa aplikasi telah ditetapkan oleh program anti virus sebagai berbahaya atau terinfeksi virus,” jelas pernyataan bersama Kementerian Pertahanan Lithuania dan
Pusat Keamanan Siber Nasional.

Juru bicara Huawei kepada BBC, pihaknya terikat oleh hukum dan regulasi negara-negara di mana mereka beroperasi, dan memprioritaskan keamanan siber dan privasi. “Data tidak pernah diproses di luar perangkat Huawei,” imbuhnya.

“AppGallery hanya mengumpulkan dan memproses data penting untuk mempermudah pengguna melakukan pencarian, memasang, dan mengelola aplikasi pihak ketiga, seperti app store lainnya,” jelasnya.

Juru bicara ini menambahkan, Huawei juga melakukan pengecekan keamanan untuk memastikan pengguna aplikasi yang mereka unduh tersebut aman.

Laporan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan Lithuania. Bulan lalu, China meminta Lithuania menarik duta besarnya dari Beijing dan mengatakan China juga akan menarik perwakilannya dari Vilnius.

Ketegangan ini dimulai ketika Taiwan mengumumkan perwakilannya di Lithuania akan disebut Kantor Perwakilan Taiwan.

Kedutaan besar Taiwan di Eropa dan AS menggunakan nama ibu kota negara tersebut, Taipei, untuk menghindari referensi pada pulau tersebut, yang China klaim sebagai wilayah mereka. (Merdeka/ermc/red)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version