Dinas PP, PA, Dalduk dan KB Tanggamus melibatkan Kader Posyandu Remaja dalam Pencegahan Stunting

0
362

Tanggamus, Trabas.co – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PP, PA, Dalduk dan KB) Kabupaten Tanggamus bersama Pemerintah Pekon Kota Batu Kecamatan Kotaagung Tanggamus mengadakan kegiatan pembinaan kepada kader Bina Keluarga Remaja (BKR) berlangsung di aula Balai Pekon Kota Batu, Rabu (12/04/2023).

Kegiatan pembinaan kader BKR ini diberikan kepada orangtua yang memiliki remaja untuk terus melakukan pendampingan kepada anak remajanya.

Selain itu juga menjauhkan Tiga ancaman Kesehatan Reproduksi Remaja yakni dengan cara katakan tidak pada pernikahan usia dini, seks pra nikah dan obat-obatan terlarang.

Kepala Pekon Kota Batu Slamat Riyadi menyampaikan kegiatan pembinaan kader dilakukan untuk memberikan edukasi dan bekal kader untuk bersama melakukan pendampingan dan penjagaan lingkungan.

“Tantangan di era saat ini sangat kompleks. Diharapkan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama anak. Mampu untuk memberikan pendampingan akan masa depan anak remaja saat ini. Sebagai bekal remaja dalam menjalani kehidupan,” terangnya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Pekon Kota Batu Zahlina menambahkan ibu adalah energi di dalam keluarga. Dengan demikian, diharapkan ibu dan ayah mampu melakukan pendampingan dan arahan kepada anak remaja.

Dalam kegiatan ini Heni Desmiati, SE dari Dinas PP, PA, DALDUK DAN KB Tanggamus memberikan penguatan kepada kader akan pentingnya komunikasi efektif orang tua kepada anak remajanya. Selain itu berusaha mengubah pola komunikasi yang dulu diterapkan oleh orangtua.

Dia menyampaikan cara berkomunikasi orangtua kepada remaja agar lebih baik dengan cara dihayati, diterima, didengarkan dan ditanggapi sesuai dengan karakter anak remaja.

Menurutnya, komunikasi yang terbuka dan baik akan mampu mengajak dan mengarahkan anak remaja untuk bersama dalam menggapai masa depan.

“Orangtua yang memiliki remaja diharapkan mampu memahami kapan anaknya menstruasi, mimpi basah hingga berkomunikasi aktif tentang kesehatan reproduksi remaja. Hal ini menjadi penting bukan tabu, sehingga remaja mampu menghayati dan mengetahui resiko di dalam setiap tindakan,” ungkapnya.

Heni pun menyampaikan, ”Penurunan Stunting merupakan proyek nasional yang didukung seluruh kementerian, lembaga non departemen, gubernur, bupati/wali kota, camat, serta seluruh masyarakat. Sosialisasi dan edukasi sudah harus dimulai sejak dini, dengan melibatkan calon pengantin, ibu hamil, dan menyusui,” jelasnya.

”Untuk mencegah stunting, gizi para remaja mulai diperhatikan lewat BKR. Selanjutnya sampai pranikah, ibu hamil, dan ibu menyusui perlu asupan nutrisi yang mencukupi. Makanan bernutrisi tidak harus mahal. Harapan kita, nantinya generasi penerus Indonesia kuat dan berdaya saing,” tuturnya.

Dirinya juga berpesan agar orangtua mengenali minat dan bakat remaja, berkomunikasi aktif dengan remaja, mendampingi dalam makanan keseharian remaja dan mengajak orang tua untuk mengenal teman sebaya dari anak remaja. (Jefri/Yhs)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here