Mbak Farah: Cegah Stunting untuk Wujudkan Generasi Unggul

0
223

Bandar Lampung, trabas.co – Pencegahan stunting harus segera dilakukan karena generasi muda yang produktif dan unggul dapat tercipta jika mereka bebas dari stunting. Pencegahan stunting juga harus mengedukasi generasi muda produktif dan unggul untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.

Demikian disampaikan wakil ketua bidang anak jalanan dan anak terlantar KNPI Provinsi Lampung, Farah Nuriza Amelia saat menjadi pemateri dalam acara sosialisasi stunting bertema “Merdeka Tanpa Stunting” yang digelar oleh Yayasan Pemuda Indonesia di Lampung Selatan (Lamsel), Selasa (12/9).

Mbak Farah – sapaan akrabnya – mengatakan bahwa penurunan angka prevalensi stunting sangat penting karena terkait dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainability Development Goals (SDGS) yang ketiga yaitu kehidupan sehat dan sejahtera. “Artinya, ketika kita merdeka dari stunting, kita merdeka untuk mencapai kehidupan yang sehat dan mencapai kesejahteraan,” ujarnya.

Mbak Farah juga menjelaskan saat ini pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting turun menjadi 14% di tahun 2024. Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukan angka stunting secara nasional sudah mengalami penurunan sebesar 2,8% dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% pada 2022. Namun, angka tersebut masih di atas standar yang ditoleransi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu di bawah 20%, serta masih jauh dari target pemerintah yakni 14% pada 2024. “Tentu saja dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, kita harus bekerja keras untuk menurunkan angka prevalensi stunting tersebut,” jelasnya.

Guna mencapai target 2024, lanjut dia, pemerintah terus mendorong keterlibatan generasi muda agar memahami bahaya dan pencegahan stunting. Pasalnya, generasi mudalah yang kelak akan melahirkan generasi sehat dan bebas stunting.

“Untuk melahirkan generasi prima di masa depan, pencegahan stunting menjadi keharusan. Pemerintah saat ini terus mengurangi persentase stunting. Penanganan yang serius pada stunting berkorelasi terhadap lahirnya generasi unggul di masa depan,” ujarnya.

Menurut Farah, generasi muda menjadi salah satu target utama dalam kampanye pencegahan stunting di Indonesia. Karena itu, pemerintah saat ini terus mengamplifikasi pesan kunci cegah stunting melalui ajakan, sosialisasi, dan edukasi kepada target khalayak muda seperti remaja perempuan, mahasiswa, dan calon pengantin khususnya di kabupaten/kota dengan angka stunting yang masih tinggi.

“Kita berharap, dengan edukasi seputar pencegahan stunting ini, anak-anak muda kita makin memahami cara mengasuh dan merawat baduta (bawah dua tahun) agar nantinya anak-anak mereka tumbuh secara sehat, normal, dan bebas dari stunting,” jelas Farah.

Sementara itu, pengamat sosial Ahmad Salasi yang juga hadir sebagai narasumber mengatakan, banyak faktor penyebab stunting, salah satunya pemahaman dan perilaku hidup sehat.

“Ternyata yang didapati stunting bukan hanya terjadi pada masyarakat yang tergolong tidak cukup secara sosial ekonomi. Salah satu kendalanya adalah pemahaman dan kemauan kuat untuk menjalankan gaya hidup sehat,” katanya.

Lanjutnya, pengentasan masalah stunting dan kesehatan merupakan kunci untuk menekan ketimpangan sosial. Milenial harus punya andil mengubah pola konsumsi sehat dirinya dan masyarakat seiring dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi di lingkungannya. “Jadi jangan ekonomi tumbuh, atau pariwisata berkembang, namun orang miskin tetap banyak. Itu artinya ekonomi tidak menetes,” tukasnya. (Tt).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here