Buah Kolang Kaling Menjadi Berkah Buat Petani Saat Bulan Ramdhan Tiba

0
824

Kota Agung, Trabas.co – Datangnya bulan suci ramadhan menjadi keberkahan tersendiri buat Makmun petani sekaligus pengolah buah kolang kaling yang berada di Pekon Kota Batu Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus.

Buah berbentuk bulat lonjong putih bening dari pohon aren ini cukup digemari masyarakat. Khususnya untuk dijadikan hidangan minuman segar nan kenyal saat berbuka puasa.

Karenanya, saat ramadhan tiba maka menjadi berkah bagi para petani sekaligus pengolah buah kolang kaling ini.

“Ya, lumayan (keuntungannya) setahun sekali, buat Lebaran keluarga,” ujar Makmun, saat ditemui Sabtu Sore, 1 April 2023.

Buah kolang kaling yang biasa ia olah berasal dari pohon Aren yang sudah berusia matang. Sehingga buah Aren yang dipanen sangat pas untuk diolah menjadi buah kolang kaling yang matang.

“Minimal direbus dulu 2,5 jam agar memudahkan pengupasan buahnya. Jika kurang matang, kurang baik,” ujar Bapak dari tiga anak itu menambahkan.

Dalam praktek pengolahannya, buah aren yang baru dipetik dari tandannya, tidak semudah yang dibayangkan dengan langsung dikupas. Buah tersebut harus melalui proses penggodokan di atas tungku dengan panas hingga 100 derajat celsius.

“Kalau tidak digodok buahnya gatal dan tidak bisa dikeluarkan,” kata dia.

Setelah digodok dalam tungku wajan yang berasal dari drum yang dibelah, buah matang tersebut kemudian melewati proses pengupasan untuk mengeluarkan biji kolang kaling yang berwarna putih bening dan berbentuk lonjong itu.

“Jika penggodokannya kurang matang, biasanya buahnya berwarna merah dan itu gagal tidak bisa dijual,” kata dia.

Diwaktunya Sama Imron mengatakan, dalam satu minggu dibulan Ramadhan, ia bersama Bapak Mertuanya menghasilkan buah kolang kaling hingga 100 Kg dan siap dipasarkan melalui tengkulak yang sudah siap membeli.

“Kalau kami hanya proses, khusus penjualan ada penampung,” kata dia.

Imron menambahkan, seluruh proses pengolahan buah kolang kaling yang ia lakukan bersama bapaknya itu, diperoleh secara otodidak. Semua dilakukan tanpa sentuhan teknologi.

“Habis tidak ada yang memberikan pelatihan,” ujarnya.

Kini sudah memasuki bulan Ramadan, buah kenyal yang dihasilkan dari hasil pengolahannya itu pun sudah jadi incaran para tengkulak. Saat ini banyak tengkulak yang antre order.

Namun sayang, buah khas Ramadhan itu kini mulai terancam kelestariannya. Hal itu akibat penebangan besar-besaran pohon aren yang diganti dengan tumbuhan pohon-pohon buah lainnya.

Dengan kondisi itu, tak ayal harga buah kolang kaling pun setiap Ramadhan tiba-tiba terus naik dan semakin mahal. Sebab, untuk mendapatkan buah Aren kini sudah sangat sulit.

“Sekarang nyari buahnya saja sampai gunung, dulu di perkampungan masih banyak,” kata dia.(Yhansa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here