Babinkamtibmas Polsek Pulau Panggung Sampaikan Tiga Kunci Kesuksesan Merebut Baitul Maqdis Palestina Melalui Khutbah jum’at

0
157

Tanggamus, trabas.co – Babinkamtibmas Polsek Pulau Panggung Polres Tanggamus Aipda H. Epri Mohansyah, SH melaksanakan sholat jum’at berjamaah di masjid Al Muhajirin Dusun Beringin Empat Pekon Datar Lebuay Kecamatan Air Naningan Tanggamus, Jum’at (13/10/2023).

Aipda H. Epri Mohansyah, SH bertindak sebagai khatib, mengambil tema dalam khutbah jum’atnya yaitu Tiga Kunci Kesuksesan Merebut Baitul Maqdis Palestina.

H. Epri mengatakan, Bicara tentang Palestina tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan merebut Baitul Maqdis. Di bawah komando Shalahudin, pasukan muslim terlibat pertempuran yang sengit dengan tentara Salib. Pasukan muslim melakukan penyerbuan dengan gigih demi meraih surga dan menjemput kematian sebagai syahid. Akhirnya mereka berhasil memasuki Baitul Maqdis dengan pekik takbir “Allahu Akbar,” dan tahlil “Laa Ilaaha illallaah.”

 

”Mengapa umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, perlu memberikan perhatian kepada Baitul Maqdis?,” pungkasnya.

Karena Baitul Maqdis memiliki begitu banyak keistimewaan dan kelebihan diantaranya :
1. Baitul Maqdis merupakan kiblat pertama.
2. Baitul Maqdis adalah masjid kedua setelah Masjidil Haram.
3. Baitul Maqdis adalah tanah suci ketiga setelah Makkah dan Madinah.
4. Baitul Maqdis menjadi tempat penghimpunan (Mahsyar) dan pemisahan (mansyar) bagi seluruh manusia di hari kiamat.
5. Baitul Maqdis merupakan tempat tinggal para nabi dan tujuan para wali Allah.

Selanjutnya H. Epri memaparkan tiga kunci utama keberhasilan membebaskan tanah-tanah suci dan negeri-negeri yang terjajah :
1. Pelatihan militer.
Pada kenyataannya Nuruddin Zanki penguasa yang mengawali langkah merebut kembali Baitul Maqdis dari tentara Salib, memiliki kemampuan perang yang begitu hebat. Mereka sangat lihai mengatur strategi perang dan pasukan. Sang pemimpin pun terjun langsung di barak-barak latihan militer.

Nuruddin juga sangat memperhatikan aspek sunah dalam segala hal yang berkaitan dengan pelatihan militer ini. Sebagai contoh, saat tentaranya memakai pedang dengan cara mengikatnya di pinggang, namun saat tahu bahwa Rasulullah SAW memakai pedang dengan cara melilitkannya maka ia segera memerintahkan pasukannya agar mengubah kebiasaan itu.

2. Pembekalan akidah dan jihad.
Untuk memuluskan langkah ini, Nuruddin mendatangkan ratusan ulama yang terkenal kezuhudannya dan semangat keislaman. Mereka diangkat sebagai guru di barak-barak pelatihan militer untuk mengajarkan pemahaman yang benar tentang jihad, menjelaskan hukum-hukum, dan akhlak yang terkait dengannya.

Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk menguatkan konsep jihad serta hikmahnya, menanamkan loyalitas prajurit kepada Allah SWT, dan siap sedia berkorban di jalan Allah, serta mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk perjuangan merebut Baitul Maqdis.

3. Membina jiwa.
Pembinaan mental spiritual sangat diperhatikan baik oleh Nuruddin mau pun penerusnya Shalahuddin al-Ayyubi. Keduanya mengundang ratusan tokoh sufi untuk memimpin halaqah-halaqah zikir di barak-barak pelatihan.

Tujuan dari ini adalah menumbuhkan dan menguatkan keinginan untuk berjihad yang disertai dengan keteguhan, pengorbanan, kesabaran, serta ketegaran menghadapi tantangan. Urutan pertama dari pembinaan mental adalah mengerjakan salat. Setelah itu, zikir kepada Allah yang diselingi nasyid dan qasidah yang berisi motivasi untuk ikhlas dalam berjihad, zuhud dalam menjalani kehidupan, semangat berjumpa dengan Allah dan mati syahid di jalan-Nya, serta mengenang para mujahidin dan syuhada yang telah mendahului mereka kembali kepada Allah SWT.

”Inilah tiga langkah yang telah terbukti berhasil menjadi wasilah (perantara) dalam meraih kemenangan yang gemilang kala merebut Baitul Maqdis. Insya Allah, kemenangan yang sama akan terjadi dan Masjid al-Aqsha bersih dari kekotoran dan kekejian Zionis Israel,” tutupnya. (Jef/imo yhs/bdh)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here