Kegiatan PRL 2023 Jauh Dari Tema, Karo Perekonomian Buang Badan

0
351
Foto ist

TRABAS.CO, BANDARLAMPUNG – Penyelenggaraan Pekan Raya Lampung (PRL) 2023 oleh Asosiasi Perusahaan Indonesia (Apindo) telah jauh dalam temanya yakni “Digitalisasi Perekonomian menuju Lampung Berjaya.

“Kegiatan ini justru dilakukan oleh Apindo untuk mencari keuntungan semata. Bukan untuk rakyat Lampung berjaya. Padahal sudah jelas dalam isi rapat persiapan sebelumnya, bahwa kegiatan untuk membangkitkan kembali pertumbuhan perekonomian dan gairah finansial masyarakat.

PRL 2023 sebagai ajang pameran capaian dan hasil pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah kepada masyarakat. Sebab, dalam event ini ditampilkan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Lampung, termasuk Pemerintah Kabupaten/ Kota se-Provinsi Lampung. Di samping itu, pameran secara terpadu bagi Instansi Vertikal, Perguruan Tinggi, Perusahaan BUMN/swasta, termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

PRL bisa dikatakan sebagai “etalase” promosi bagi dunia usaha yang memicu aktivitas perdagangan. Dan membangun kesamaan persepsi terkait upaya memajukan perekonomian Lampung dengan penyelenggaraan Pekan Raya Lampung 2023.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan PRL ini adalah untuk menyebarluaskan informasi dari berbagai capaian program atau aktifitas pembangunan sekaligus memberi hiburan bagi masyarakat di Provinsi Lampung

Adapun tujuannya adalah untuk:

1. Mempersuasi pengunjung dan apresiasi terhadap berbagai program dan aktivitas pembangunan yang telah dicapai oleh

pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat; 2. Sebagai media rekreasi memenuhi kebutuhan hiburan bagi masyarakat melalui karya atau produk/jasa yang dipamerkan.

Alternatif Tema Pekan Raya Lampung 2023:

1. Lampung semakin Berjaya melalui Pekan Raya Lampung 2023.

2. Semangat Pekan Raya Lampung untuk Lampung Berjaya.

3. Digitalisasi Perekonomian menuju Lampung Berjaya.

4. Pekan Raya Lampung sebagai Sarana Meningkatkan Kemampuan UMKM dan Memperkuat Struktur Perekonomian

Sebelumnya, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyatakan bahwa Pekan Raya Lampung merupakan ajang pameran untuk menyebarluaskan informasi, promosi, dan publikasi yang mengedukasi masyarakat tentang berbagai capaian program atau aktivitas pembangunan di Provinsi Lampung. “Bisa dikatakan Pekan Raya Lampung menjadi potret kemajuan Provinsi Lampung sekaligus arena hiburan yang dapat dinikmati masyarakat,” ucapnya.

Selain keberhasilan dan prestasi yang telah diraih dalam pelaksanaan pembangunan di Provinsi Lampung, menurut Gubernur melalui Pekan Raya Lampung ini masyarakat juga akan mendapatkan pengetahuan secara jelas apa saja permasalahan dan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. “Tadi saya mendengar bahwa Pekan Raya Lampung kali ini banyak juga diikuti oleh peserta dari luar Provinsi Lampung. Hal ini menandakan bahwa event Pekan Raya Lampung semakin dikenal luas secara nasional, harapannya juga hingga ke tingkat internasional,” ujar Gubernur.

Gubernur berharap agar Pekan Raya Lampung dapat terus menjadi IKON pameran pembangunan di tahun-tahun mendatang. Menurut Gubernur Pekan Raya Lampung bukan hanya tentang memamerkan produk dan prestasi, tetapi juga tentang membangun jaringan kolaborasi yang kuat.

Sayangnya, kegiatan ini jauh dari harapan masyarakat dan tidak sesuai dengan tema. Sesuai fakta dilapangan kegiatan ini hanya mencari keuntungan semata. Salah satunya tiket masuk PRL jauh dari kesepakatan MOU. Mendatangkan artis dimanfaatkan dengan kenaikan harga tiket yang sangat luar biasa. Dari harga Rp20 ribu hingga Rp50 ribu rupiah. Keliatan jelas ini mencari keuntungan, bukan pameran hiburan untuk masyarakat.

Beda halnya dengan kegiatan sebelum-belumnya yang dulu bernama “Lampung Fair”. Menurut mantan Karo Perekonomian Lukmasyah yang saat ini telah pensiun dari ASN merasa kaget dengan adanya kenaikan tiket.

” Justru dulunya kenaikan tiket pada saat hari libur atau weekend. Dan hari biasa tiket normal seperti biasa. Ketika penyelenggaraan mengundang artis ibu kota tiket juga tidak ada kenaikan. Masyarakat tetap bisa membeli tiket yang disediakan. Karena acara ini untuk menghibur rakyat. Ini sudah disepakati saat MOU penyelenggaraan dan Pemprov Lampung, ” ucap Lukmasyah

Ia pun mengatakan tiket kalau sudah mencapai Rp20 hingga Rp50 ribu iya tinggi, kasian rakyat yang butuh hiburan.

“Coba tolong komunikasi dengan Pemprov Lampung biar bisa diturunkan sesuai ketentuan yang wajar, ” ungkapnya

Sementara, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Lampung, Rinva Yanti saat ditanya terkait isi MOU dengan Apindo.

“Wah, kalau itu tidak bisa mas. Itu antara pihak Pemprov dan Apindo. Tetapi silahkan saja tanyakan hal itu ke Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah (Otda) kerjasama, karena mou kewenangannya ada di sana, ” ucap dia dengan singkat. (Bay)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here