Lestarikan Masakan Khas Lampung Pemkot Metro Gelar Pelatihan Masak Bersertifikasi di SMK Negri 1 Metro

0
466

METRO: Trabas.co. — Guna lestarikan masakan khas Lampung, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menggelar Pelatihan Memasak Bersertifikasi.

Pelatihan memasak yang mengenalkan masakan khas Lampung tersebut di gelar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Metro, Senin (8/5/2023).

Pelatihan tersebut diikuti oleh 31 orang penggiat UMKM yang ada di Kota Metro, satu diantaranya merupakan Chef berlisensi, dan makanan khas yang dominan dimasak ialah sayur Gulai Taboh dan Pisro.

Asisten II Setda Kota Metro, Yeri Ehwan menjelaskan pelatihan kuliner itu sebagai salah satu upaya pelestarian kebudayaan adat Lampung, khususnya di sektor kuliner.

“Saya sangat mengapresiasi pelatihan makanan khas Lampung ini ya. Karena saat ini belum tentu kita sebagai warga Lampung itu mengetahui apa warisan dari nenek moyang kita secara turun menurun,” ungkapnya.

“Sebab, potensinya sangat baik. Akan tetapi mungkin banyak juga masyarakat yang belum mengenal makanan khas Lampung yang memang punya kekhasannya sendiri, dan saya rasa itu perlu digali kembali dan dilestarikan,” kata dia.

Soal sertifikasi makanan khas Lampung, menurut Yeri hal itu akan menjadi tolak ukur kelayakan konsumsi bagi masyarakat. Karena dengan adanya sertifikasi makanan, maka dipastikan produk yang dihasilkan telah memenuhi standarisasi konsumtif masyarakat.

“Setelah makanan khas Lampung itu disertifikasi, maka tentu itu akan menjadi jaminan bahwa produk itu telah siap dikonsumsi. Yang mana itu artinya dari sisi keamanannya, kebersihannya dan kesehatannya itu sudah terjamin,” bebernya.

“Ketika dia memenuhi standar sertifikasi itu, sehingga para calon-calon konsumen tidak ragu lagi untuk mengonsumsi makanan itu. Kalau nggak salah, tadi ada lebih dari 5 macam makanan khas Lampung ya, yang akan dilakukan sertifikasi,” tugasnya.

Selain itu, pada pelatihan tersebut Pemkot Metro juga menerima tiga buah bibit pohon endemik Isem Kembang yang dinilai sudah langka keberadaanya di kota dengan julukan Bumi Sai Wawai ini.

Kedepan, lanjutnya, Pemkot akan melakukan penanaman bibit pohon Isem Kembang itu, guna melestarikan kembali Varietas khas Lampung yang sudah langka itu.

“Isem kembang ini memang sudah agak langka juga saat ini. Harapannya bisa dikembangkan, bisa dibudidayakan. Nanti rencananya akan kita tanam di lokasi cagar budaya. Infonya ada 3 bibit tanaman isem kembang yang akan diserahkan ke Pemkot Metro,” kata Yeri.

“Isem kembang ini merupakan tanaman endemik Lampung yang masih satu rumpun dengan mangga, ke depan bisa jadi Pemkot Metro akan melakukan penambahan untuk upaya pelestarian tanaman isem kembang ini,” tandasnya.

Sementara, Pegiat Kuliner Khas Lampung, Arif Surakhman mengaku, ia telah menempuh waktu yang tidak sebentar untuk memperkenalkan makanan khas Lampung dalam hal ini sayur Pisro.

“Untuk kegiatan pelatihan memasak kuliner khas Lampung ini yang akan kita branding adalah sayur pisro. Kebetulan sayur pisro itu sendiri, kami yang telah memulainya sejak tahun 2015. Saat itu sayur pisro belum bisa ditemukan di Google search,” kata Arif.

Melalui publisitas dari sejumlah platform jejaring sosial, ia berhasil memperkenalkan sayur pisro hingga akhirnya ada pengusaha kuliner yang menyajikan makanan khas Lampung itu di tempat usahanya, di Kota Bandar Lampung.

“Sayur pisro ketika kita literasikan itu Alhamdulillah menjadi happening, dan pertama kali yang mengaplikasikannya justru resto di Bandar Lampung, lebih tepatnya di way Halim,” ujarnya.

Mengenai pemberikan pohon Isem Kembang kepada Pemkot Metro, ia berharap dapat menyelamatkan populasi varietas pohon tersebut, yang dinilai sudah langka keberadaaannya di Kota Metro.

“Jadi isem kembang itu menjadi ikon daerah khas Lampung. Kita ingin Kota Metro itu menjadi yang pertama, sebagai daerah yang melestarikan makanan atau kuliner khas Lampung di provinsi ini,” bebernya.

“Nah, sepanjang pengetahuan saya, di Indonesia itu belum ada yang memulai, baru di Tulangbawang Barat yang melestarikan tanaman isem kembang. Tapi untuk menjadikan Isem kembang itu sebagai bahan gastronom makanan khas Lampung, kelihatannya baru Kota Metro yang akan ada iktikad itu,” kata Arif.

Kemudian, pihaknya juga akan melakukan riset nilai ekonomis dari Isem Kembang tersebut, agar kedepan dapat diperhatikan dan tentu berdampak bagi para pelaku UMKM di Bumi Sai Wawai.

“Karena menjadi ciri khas ya. Memang karena belum ada yang memulainya, menjadikan tanaman isem kembang ini sebagai bahan gastronom untuk makanan khas Lampung,” lanjutnya.

Menurut Arif, buah dari tanaman isem kembang memiliki nilai ekonomis sendiri. Aroma dari isem kembang dinilai memiliki karakter yang khas apabila diramu menjadi bahan minuman, sirup misalnya.

“Isem kembang ini nilai ekonomisnya selain dia putik buahnya bisa digunakan untuk sambal, buahnya yang masak juga bisa untuk menjadi bumbu beberapa sayur, misalnya pisro. Kemudian juga untuk bahan minuman, yang mau kita riset ialah sirup, yang aroma isem kembang itu nggak hilang gitu,” Pungkasnya.(Anes)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here